ANTI DENGUE IGG/IGM RATIO FOR SECONDARY ADULT DENGUE INFECTION IN SURABAYA
DOI:
https://doi.org/10.24293/ijcpml.v24i1.1161Keywords:
Dengue, infeksi sekunder, rasio, IgG, IgMAbstract
Infeksi Virus Dengue (IVD) dibedakan menjadi infeksi primer dan sekunder berdasarkan respons antibodi yang dihasilkan. Infeksi
sekunder perlu dibedakan dari infeksi primer karena umumnya menimbulkan manifestasi klinis yang berat. Uji hemaglutinasi inhibisi
sebagai baku emas untuk menentukan infeksi primer atau sekunder dirasa tidak praktis karena membutuhkan sepasang sera dengan
selang waktu waktu yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan mengetahui cut-off rasio IgG/IgM anti dengue untuk infeksi dengue
sekunder dewasa di Surabaya. Subjek adalah pasien IVD dengan hasil NS1 dan/atau PCR dengue positif. Rasio IgG/IgM anti-dengue
diperoleh dari pembagian nilai indeks IgG dan IgM metode ELISA. Nilai cut-off rasio ditentukan berdasarkan kurva ROC. Berdasarkan
pola reaktivitas IgM dan IgG ELISA, 19 (31,1%) pasien dikelompokkan sebagai infeksi primer dan 42 (68,9%) infeksi sekunder. Hasil
PCR didominasi DEN-3. Nilai cut-off optimal rasio IgG/IgM ≥0,927 sebagai peramal infeksi sekunder memiliki kepekaan 66,7% dan
kekhasan 63,2%. Dianalisis pula nilai cut-off optimal IgM dan IgG anti dengue, yaitu IgM ≥1,515 dan IgG ≥2,034 sebagai peramal
infeksi sekunder memiliki kepekaan dan kekhasans masing-masing 85,7% dan 84,2%; 100% dan 100%. Disimpulkan bahwa rasio
IgG/IgM ≥0,927 tidak dapat digunakan sebagai tolok ukur tunggal peramal infeksi sekunder sedangkan cut-off IgG ≥2,034 dapat
dipertimbangkan sebagai peramal infeksi sekunder.