QUALITY OF STORED RED BLOOD

Authors

  • Anak Agung Wiradewi Lestari
  • Teguh Triyono
  • Usi Sukorini

DOI:

https://doi.org/10.24293/ijcpml.v23i3.1209

Keywords:

Kualitas, sel darah merah, simpan

Abstract

Telah diketahui bahwa selama penyimpanan, sel darah merah mengalami sejumlah perubahan yang mempengaruhi viabilitas dan
kemampuannya untuk membawa oksigen ke jaringan. Perubahan tersebut digolongkan menjadi perubahan biomekanik dan biokimia.
Perubahan biomekanik yang terjadi adalah perubahan membran sel. Selama penyimpanan, sel darah merah mengalami perubahan
morfologi secara pesat, dari bikonkaf menjadi echinocytes dengan tonjolan dan akhirnya menjadi spheroechinocytes. Hilangnya kesatuan
sel darah merah tersebut menyebabkan pelepasan hemoglobin (hemolisis) dan pembentukan mikropartikel yang dapat menyebabkan
komplikasi transfusi. Pelepasan hemoglobin (Hb) dan mikropartikel bebas menyebabkan peningkatan penggunaan Nitric Oxide (NO),
sebuah molekul sinyal penting yang berperan dalam aliran darah dan dapat merangsang terjadinya inflamasi. Perubahan kimia lainnya
yang dapat terjadi adalah penurunan glukosa dan penumpukan asam laktat, penurunan kalium, kepekatan adenosine triphosphate (ATP)
dan 2,3-diphosphoglycerate (DPG). Tidak semua kerusakan sel akibat penyimpanan ini bersifat eryptotic. Penurunan kalium bersifat
pasif (suhu yang dingin menyebabkan pompa pertukaran natrium/kalium menjadi tidak aktif). Penurunan DPG juga bersifat pasif,
terkait dengan perubahan kekhasan enzim diphosphoglycerate mutase/diphosphoglyceratephosphatase dan penurunan pH. Penurunan
NO terjadi karena larutnya NO bersama dengan Hb yang dilepaskan saat hemolisis. Hb plasma lebih cepat bereaksi dengan NO,
dibandingkan dengan Hb dalam sel darah merah. Berkurangnya NO ini berperan dalam keadaan patologis yang terjadi sehubungan
dengan pemberian darah simpan termasuk dalam hal pengangkutan oksigen oleh Hb. Perubahan akibat penyimpanan ini reversibel bila
sel darah merah tersebut ditransfusikan kembali ke dalam peredaran. Tolok ukur utama yang dikontrol secara rutin untuk penyimpanan
RBC adalah 0,8–1% hemolisis, 75% in-vivo survival dalam waktu 24 jam setelah transfusi, volume dan kadar hemoglobin sel darah
merah. Tolok ukur tersebut memang sangat berguna, namun, perubahan biokimia yang berhubungan dengan fungsi vaskular juga
harus dipertimbangkan. Perubahan yang terjadi selama penyimpanan tersebut akan reversibel melalui upaya peningkatan kualitas
penyimpanan, atau menambahkan larutan additive.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Submitted

2018-04-14

Accepted

2018-04-14

Published

2018-04-14

How to Cite

[1]
Lestari, A.A.W., Triyono, T. and Sukorini, U. 2018. QUALITY OF STORED RED BLOOD. INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY. 23, 3 (Apr. 2018), 294–302. DOI:https://doi.org/10.24293/ijcpml.v23i3.1209.

Issue

Section

Literature Review